Tuesday, January 05, 2010

Maju Jangan Kuyu

Dearest readers,

I suppousely packing for tommorow's vacation, but instead, i open to my past years archive and suddenly my eyes going tearly when i read this, a poem for my dad when i was 18. When i was decided to study aboard, when i was braved enough to leaves all of my comfortable zone and leave Indonesia.

When i read this poem once again, i think this poem is still well appllied on my condition today ( 7 years after). This poem is touching. :) My dad wrote this poem at my new IBM laptop that he gave to me as my birthday present. i love you Dad :)

MAJU JANGAN KUYU

( Prosa untuk Bulan anak saya yang berulang tahun ke 18)

Waktu yang berputar tak ingkar, lalu kau sudah berada diujung antrian
Sepertinya aku ingin tangkis dengan menutup mataku, kau sudah berlari
Kupegang tangan kasihku, makin kuat tali rintang, teriakmu menerjang
Kuraba lagi hatiku, ada kata disana, waktu untuk berlari tiba, biarkan kedepan

Anak panah ini,sekarang melesat seperti janji allah
Arahnya beda, tujuannya sama
Terjalnya sama, benturannya sama,
Nyanyinya beda, tawanya beda, karena kekuatan hati tidak bisa sama

Maju , jalan terus kedepan, bisa pelan ,sampailah ke ujung
Putaran waktu tidak akan ingkar
Kupegang lagi tangan kasihku, kuatkan tali ini jangan terputus
Lemparkan tali kedepan,untuk menjalin jembatan
Lewati antrian, karena engkau memang harus berlari.


Jakarta, 24 Juli 2003

( After so long time I have not written, even single word for my lover )

1 comment:

upik said...

so sweet...

anyway.. good luck and have fun for tomorrow.... alrighty??!!?