Friday, April 20, 2007

here and there

hey hey,

as you may see, i put adsense and some 'cute' stuffes into my blog, such as twitter (my whereasabout), google news, del.icou.us (well honestly, i got influenced from mba nesya and ulma), and stuff that blog should have *believe me, i learned about this in some journals, they says thay you should have it* LINKS :p

well, i used to have links (was from donneeh). however, doneeh was down, i just to lazy to search another blog links. since i know, bloggger provides it in their blogger beta, i decided to use it again.

and adsense? well, just try to use it, but until now my account stil $0,00 :D huahuahau i think is not that easy to get money from online advertisement, tough :)

thesis? well, on the way :D wish me luck!, i only have one month left to do it. :(

doei!

Thursday, April 12, 2007

sebuah tanda tanya...

i dont want to delete it actually,
am i such a coward?
but, i think this is the safest way to safe another person which i make troubled her..

if you the one who already know that, it's ok..
if you really want to know just message me,
i'll tell you everything that happens, all troubled that i make :)

peace

Friday, April 06, 2007

Cara Mudah Memahami blog

Inilah Cara Mudah Memahami Blog


“Saya tidak percaya blog!” kata seorang eksekutif
sebuah perusahaan. Hm… saya hanya manggut-manggut (mengangguk-anggukkan
kepala sambil bengong) saja.


“Kamu punya blog?” tanya saya kemudian.


“Tidak,” jawabnya.


“Pernah baca blog?” tanya saya lagi.


“Hm…. pernah…,” jawabnya. “Tapi jarang sekali,” lanjutnya.


“Blog siapa yang kamu baca?”. Saya penasaran.


“Hm…. ndak ingat,” katanya sambil nyengir.


Itulah percakapan imaginer yang saya tulis berdasarkan diskusi
dengan mereka yang tidak percaya blog. Tentu saja saya tidak diskusi
dengan dua menteri Malaysia yang merendahkan martabat blogger. Saya hanya bercakap-cakap dengan beberapa eksekutif yang saya kenal saja.


Dari diskusi itu saya mendapatkan insight, mereka tidak
percaya karena memang mereka tidak tahu apa itu blog. Oleh karena itu,
perkenankan saya melanjutkan diskusi imaginer lagi.


“Kamu suka menulis buku harian?” tanya saya.


“Suka dong,” jawabnya lugas.


“Pernah menulis ide-ide yang belum sempat terwujud?”


“Wah, itu sering. Setiap punya ide, biasanya saya tulis di komputer, saya simpan dan saya baca di saat saya perlu.”


“Hm… luar biasa,” kata saya. “Apakah suka memotret juga?”


“Suka. Tapi amatiran. Hasilnya jelek.”


Saya tersenyum senang dengan jawabannya yang lugas, cepat, tanpa
ragu. Ia memang seorang eksekutif handal di sebuah perusahaan cukup
besar.


Lalu saya isengi dia sedikit dengan pertanyaan:


“Ngomong-ngomong, kamu percaya ndak dengan apa yang kamu tulis di buku harianmu?”


“Hah… kamu ini gila atau apa sih? Ya percaya dong. Masa nggak percaya sama tulisan sendiri!” jawabnya sambil tertawa masam.


“Kalau ada yang tidak sengaja menemukan buku hariamu, dan
kemudian mengatakan bahwa yang kamu tulis itu bohong bin dusta belaka,
kamu marah ndak?”


“Ya tentu saja marah. Emangnya saya nulis sembarangan di buku harian?”


Ia mulai curiga dengan pertanyaan saya.


“Nah, jika tulisanmu yang berupa buku harian itu ditaruh di Internet dengan alamat khusus, ditulis secara berkala, ada foto mu, ada profilmu, maka jadilah sebuah blog,” kata saya.


Tentu saja itu definisi sederhana. Buku harian disimpan untuk diri
sendiri. Sebaliknya blog ditulis agar dibaca orang lain. Hal-hal yang
dianggap tabu oleh masing-masing blogger tentu tidak akan ditulis di
blog.


Oleh karena itu, blog seringkali berisi hal-hal ringan mengenai
pengalaman sehari-hari yang berbasis fakta. Bisa saja itu kisah yang
menggembirakan. Namun bisa juga umpatan dan keluhan. Untuk mereka yang
serius, blog kadangkala dipakai untuk menggelar wacana dan mengharapkan
imbal wacana dari pembacanya.


“oooo… begitu ya,” kata teman saya sambil garuk-garuk kepala. “Jadi,
sungguh bodoh kalau tadi saya bilang saya tidak percaya blog?”.


Tentu saja saya tidak menjawab pertanyaan itu. Bodoh atau tidak, bukan urusan saya.


Meski mulai mengerti, saya masih membaca di matanya ada sesuatu yang mengganjal.


http://www.virtual.co.id/blog/?p=204


-------------------------------------------

blog = online diary ?

ini adalah meaning blog yg paling awal diajukan, paling sering diingat, tapi jarang dipahami. Kalau liat dari pemaparan Pa Nukman, rasanya bener ya kalo kita ga mungkin boong ama diary kita sendiri. Diary = pengalaman sehari-hari berbasis fakta.

Walau pada prakteknya, blog dijadikan beberapa media
bisnis, blog-blog personal masih punya kekuatannya sendiri. Yang ak baca, beberapa perusahaan malah encourage employeenya untuk menulis blog. Ketika para employee tanya ke HR mereka batasan apa yg boleh ditulis, ada perusahaan yg bilang, "there is no restriction, just be yourself, "

Emang masih ada batas seperti tidak boleh kasih tau number finance mereka, or secret strategy mereka, yah wajar ya :). Mereka juga encourage employees untuk menulis 'Copyright' di blog mereka.

Microsoft beranggapan bahwa karena para employee mereka mempunyai blog, ini membuat citra perusahaan mereka menjadi 'down to earth' dan mereka melihat kalau company seperti bisa communicate dengan mereka.

hey PM Malaysia, kenapa masih men-under estimate kan kekuatan blog. Web 2.0 dalam waktu dekat akan men booming dan apabila Anda tidak cepat2 ikutan dengannya anda akan tersingkir.

BTW, ini sangat OOT sekali lama2 :p haduuhh sorry efek FD :p

Wednesday, April 04, 2007

the art of public transport in Indonesia


sudah berapa kali orang yg kebetulan mampir (dan tinggal) di negara barat, memuji sistem transportasi di negara ini.

Ok, kadang saya mengeluh dan marah-marah pada lambatnya si metro/tram datang, tapi saya tetap bersyukur karena tram dan metro disini much much better dibanding alat transportasi di indo. (*oh ya saya juga pernah mengeluh karena metro di A'dam adalah yang paling jelek yang saya pernah lihat daripada kota-kota di eropa barat lainnya :p, kalo kereta, italy lah yang paling tidak bagus *peace mas berly *wink*)

Di Indonesia alat transportasinya, hmmm udah kotor, berhentinya suka seenaknya sendiri lagi, halte bukan buat tempat menurunkan dan menaikan penumpang lagi *oh, untuk bus seperti transjakarta masih seh*

beberapa kali saya mendengar orang mengeluh
"aduh, itu loh supir angkot kalo nurunin dimana-mana"

Saya berpikir, kok malah nyalahin supir angkot seh?
bukannya kita -sebagai penumpang- juga salah ya, berhenti dimanapun berdiri buat nyetop angkot. Coba kalo kita kompakan berdiri di satu tempat yg bernama halte, pasti angkotnya juga berhenti di tempat yg sama :)

Yang disayangkan, yg namanya halte itu sangat jarang dibangun di Indonesia.

Mungkin orang pemda nya juga mikir, buat apa dibuat halte kalo orang-orang bisa turun di tempat seenaknya.

Sudah pernah naik bus transjakarta (*btw, inilah nama benernya busway)? Pertama kali mendengar nama ini, saya sangat excited. Kenapa? Oh saya mengharap bus ini akan seperti bus-bus di Belanda, kenyataan? boleh boleh, meski kalo lagi masa-masa penuhnya bisa jadi penuh banget, empet-empetan dan oh ya, saya mengharap bus ini bisa sampai Pamulang.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya, apa bus ini mengganti orang-orang yang naik mobil jadi naik bus? sepertinya tidak :)
Banyak orang-orang mengeluh karena macet pembuatan jalan busway (dan monorel), dan ujung-ujungnya juga ngomong
"Pembangunan busway/monorel ini buat macet aja, toh nanti saya juga ga bakal gunaiin ini"

Dan lucunya *menurut saya* mereka semua berharap sama, busway dan monorel bisa buat orang-orang yg naik mobil pindah ke sana. Nah lo, kalo semua orang berharap siapa yg ngelakuin.

Oh jangan lupakan faktor keamanan, kecelakaan-kecelakaan di Indonesia, sudah sukses buat orang2 berpikir, mau naik alat transportasi apa yang paling aman :)

Okeeehh, ini tulisan mungkin judgemental, dan bisa bilang, ga semua orang pikiran gitu, tapi hati kecil saya masih bilang "Gak semua orang mungkin, tapi mostly iya"

Saya kadang mengesalkan kenapa setiap pagi mobil itu hanya berisi satu orang, kalo-kalo misalkan mereka mau pindah ke bus transjakarta mungkin yang namanya macet bisa dikurangi.

Well, saya enjoy loh berjalan-jalan dengan bus transjakarta. Waktu itu saya pernah disuruh market research ke daerah roxy , dengan semangat saya mengusulkan naik busway aja yang langsung ditolak mentah-mentah oleh temen kerja saya. Naik taxi aja, katanya cepat. Sebagai anak magang, saya menurut saja, toh kita dibayarin ini.

Padahal kalo kita mengaku ke sana naik taxi terus kitanya naik busway, kan lumayan yah sisanya, hueehuehueh.

Aku juga pernah naik angkot di Bandung, saya dan kakak ipar saya cmn bisa diam dan menahan nafas karena supirannya benar-benar memacu adrenalin kita.

Anyway busway, mari kita hentikan ocehan tidak jelas ini disini, sambil berwishful thinking bus transjakarta akan sampai Pamulang. *teutep*