Saturday, November 07, 2015

Evolusi istilah blogger


Saya seorang blogger. Kata-kata ini sudah sering saya ucapkan dari 10 tahun yang lalu. Kalau google nama saya, sudah pasti blog ini menjadi 3 yang ada di atas.

Saya nge blog karena saya hobi menulis 'curhat' yang harus disalurkan di satu media yang terus ada walaupun saya pindah kota beberapa kali. Saya kan 10 tahun terakhir orang yang nomaden, jadi ga mungkin kan nulis di buku diary ajah. Dan lagian, saya suka melihat-lihat curhatan saya beberapa tahun yang lalu, disana saya seperti menemukan masalah diri saya yang dulu dan mereview kembali semuanya.

Saya ngeblog, ketika istilah blogger adalah merujuk kepada hobby, sama seperti biker, skateboarder, crafter, dll. Dan saya bangga mengatakan kepada orang lain, bahwa blogger adalah diri saya. Yah, itu hobby saya.

Ternyata semakin tahun ke tahun, istilah blogger berevolusi. Mulai sedikit demi sedikit saya melihat posting blogger berbayar, dan kemudia semakin kesini, orang berlomba-lomba punya sebuah blog, dimana isinya hampir semua postingan berbayar atau ikutan acara sayembara yang syaratnya harus menuliskan sesuatu di blognya. Dan boom! blogger pun menjadi sebuah profesi.

Dan ketika salah satu pemred (perusahan saya yang dulu :p ) menyayangkan kenapa orang yang punya satu-dua post bisa dengan mudahnya memakai nama blogger. Saya lebih terkejut kenapa bisa istilah blogger sekarang menjadi profesi. Kenapa? Karena dahulu istilah blogger adalah hobbyist, jadi yah mudah saja kita memasukan istilah blogger. Lalu kenapa sekarang istilah itu bisa disandingkan dengan journalist? That's a big question.



Memang sih, di dunia internet seperti ini, dimana orang ketika membeli sesuatu tinggal klik ke google untuk mencari review, blogger adalah salah satu sarana yang mudah dan influencing. Jadi ingat, skripsi saya 8 tahun yang lalu yang menuliskan betapa sangat  berpengaruhnya sebuah blog atas suatu pendapat. Ternyata memang benar kejadian yah.

Jadi ingat ketika saya dengan keponya melihat pembicaraan teman2 saya yang masih di media. Dia bilang, sekarang setiap event sebuah perusahaan front row nya adalah 'influencing people dan blogger' lalu teman-teman media disuruh mencari tempat lain. Dan betapa kesalnya mereka, karna mereka sudah tidak dibilang influencing people lagi. Ha! Post-syndrome power attack dong...

Yah memang,sebenarnya journalist dan blogger tidak bisa disandingkan begitu saja dong. Journalist kan sudah terlatih, tau dan sadar etika yang benar.

But reality check, kalau kita sandingkan journalist dan blogger di ranah politik dan government, tentu orang lebih percaya dengan journalis, karena mereka bisa lebih membedakan hitam dan putih dengan bijak.

Tapi kalau ngomongin ranah enterntainment dan lifestyle? Dua-duanya sekarang sudah seimbang. :)
Bahkan in my opinion, sekarang saya lebih suka mencari-cari di blog untuk melihat trend lipstic apa yang oke, dibanding ke majalah. Ga heran dong kalau campaign perusahaan sekarang lebih mengarah untuk sponsoring blog posts dibanding sponsoring advertorial majalah? :)

Oke, mari kembali ke masalah awal. Apakah saya tetap memanggil diri saya blogger? Yah iya dong.. :D Apakah dengan sentilan mba Petty membuat saya jadi akan rajin nulis post? Hahahah.. nggak janji yah. Saya menyebut diri saya blogger, karena ini hobi saya. Tapi yah saya akan tetap menulis sesuai dengan keinginan hati saya.. Kadang bisa seminggu 3 kali, kadang 4 bulan sekali.

bises,
Bulan


Wednesday, November 04, 2015

November!

Kemana aja neng? :D

Sebenarnya sih ga kemana-mana, disini2 ajah. Agak sedikit sibuk dengan kerjaan, yang mana bulan lalu abis keliling Indonesia. But anyway, I love it :)

Kemarin baru saja dapat kabar, kalau salah satu teman di Toulouse sudah melahirkan. Wah senangnya, karena tau banget perjuangan dia mereka gimana, dan senang sekali akhirnya mereka bisa mendapatkan buah hati mereka. Mudah-mudahan nular yah :) Amin...

Another note, sekarang lagi suka-sukanya yoga. Kebetulan ada kumpulan ibu2 di appartemen aku yang suka ngumpul dan mengadakan yoga, mayan bayar 30 ribu bisa olahraga. Sekarang berat badanku juga lagi naik2nya, jadi feel so uncomfortable. Perlu banget untuk nurunin berat badan ini. Rasanya udah ga enak. Huhuhu...

Lalu lalu... apa yah? Hahaha... feel that my life is on track and I'm happy for it. Tapi kayaknya harus mulai menulis lagi :D Atau harusnya menulis lagi buat freelance gitu. Lumayann buat sampingan, dan stock bahan2 nulis dari jalan2 lalu rasanya masih banyak. :D but i need some muses...

Ah udah ah, balik cari tiket buat liburan Desember, or... ke Bandung ajah deh :D hahahaha

Oh well, Bulan.

Saturday, August 01, 2015

Finally three-oh

Berpikir buat nulis sesuatu tentang perjalanan menjadi usia 30 sih idenya sudah ada dari satu bulan sebelumnya. Pengennya nulis #30harisebelum30 atau nulis sesuatu di malam tanggal 24 July nya, tapi yah alasan sibuk (red: males)  memang mememangkan segalanya.

Pada akhirnya nulis juga setelah kemarin berbicara dengan teman kantor yang masih di awal 20an. Waktu itu sih cuman lagi mengencourage dia untuk selama masih muda, pergi bertualang dari Jakarta. Jangan stuck disini. Dan, aku jadi melihat lagi kehidupan aku di usia 20an. Hey, it's not that bad. Not bad at all.

Si muka bahagia di akhir 20an


Mari kita lihat lagi apa yang saya lakukan di usia 20an :

1. Pindah negara 2 kali.

    Di usia 20an ini, saya sudah pindah negara 2 kali,Dari Belanda balik ke Indonesia, dan kemudian
    ke Perancis. Pengalaman saya di dua negara itu juga berbeda-beda, yang mana membuat saya  jujur belajar lebiih banyak bahwa tinggal di Eropa tidak membuat saya terus membanding2kan atau mengagung2kan Eropa. Awal saya balik saya suka bilang, kenapa Indonesia tidak begini, kenapa tidak begitu, tetapi begitu saya kembali lagi ke Eropa di akhir 20an. Saya menyadari, bahwa tidak selamanya Indonesia lebih buruk, atau tidak selamanya Eropa lebih baik.
Pun, saya lebih belajar bedanya tingkah laku orang2 di Eropa.
Jujur, memakan waktu buat saya untuk tidak terus membanding2kan kehidupan kedua benua ini, tapi akhirnya sampai ke sebuah kesimpulan sederhana , "Nobody's (in this case, No country) perfect"

2. My 10-years relationship

My 10-years relationship


   Awal usia 20 saya mulai dengan baru jadian semingguan dengan Deni, masih lope-lope banget deh. Masih yang sms-an tiap 10 menit, telfonan bisa 2 jaman, ada aja yang diomongin. Mungkin banyak yang bilang kami adalah pasangan yang santai, Deni bukan tipe yang suka pengatur, saya sebagai perempuan memang suka cerewet ini-itu, tapi semakin lama hubungan kami, saya mulai bisa bersikap santai dengan hubungan ini. Romantis? Nope. Dari awal memang tidak, dan sampai sekarang juga biasa saja. Di masa pacaran kita sempat LDR sekitar 1,5 tahun, di masa pernikahan kita LDR sekitar 1 tahun. And we did well in LDR. I am proud.

Setiap ada teman yang memutuskan untuk bercerai, kita berdua selalu seperti diingatkan. Apa pernikahan kita berdua berada di jalan yang benar ? Apa masalah mereka sehingga mereka memutuskan untuk bercerai? Apa yang bisa kita pelajari dari mereka. We did talk. Lalu terakhirnya suka peluk-pelukan, bercanda dan bersyukur kepada Tuhan bahwa kita masih sepasang yang saling mencintai, Dan tentuanya berdoa untuk tetap saling mencintai dan setia satu sama lain.

Seperti yang aku bilang di Path. Some people said that you need 'romantic sparkling' to spice up your relationship, We didnt do that, but no days without laugh and smiles with you, so i guess, we are okay. :)

3. Pekerjaan

    Pindah dari media untuk sekolah sepertinya adalah keputusan yang paling tepat. Di sekitar 6 bulan sebelum saya berencana untuk sekolah lagi, saya sempat ditawarkan pekerjaan yang buat saya 'step ahead' dari posisi saya saat itu. Tapi setelah memikirkan kembali, aku memutuskan untuk menolak. Kenapa? Karena kalau aku terima tawaran saat itu, berarti itu menutup beberapa pintu yang ada sekarang. Menutup pintu aku sekolah S2 di Toulouse, menutup pintu aku kerja di Airbus, dan menutup pintu untuk kerja di perusahaan sekarang. Prosesnya panjang, ada saat dimana aku menyesali, karena sekolah lagi itu susyah, dan cari kerja di Prancis itu double susah, :D Belum lagi ketika pulang, ada masa 3 bulan dimana rasanya menjadi beban pemerintah karena ga kerja. Hahaha.. super lebay memang. Tapi akhirnya berbuah manis ketika akhirnya aku ada di jalan yang tepat. Alhamdullilah.

4. Travelling

Birthday Trip at Melaka, Malaysia

   Alhamdullilah... Usia 20an ga terhitung sudah berapa kali saya travelling. Total selama hidup saya sudah 4 benua berhasil saya lewati. Kurang benua Amerika aja nih.. mudah-mudah sebelum 40 bisa terwujub :) Amin. Gaya travelling saya juge semakin berubah dari saya usia 20 awal.
20an awal diajak hostel hayuk, diajak naik bus 17 jam dari Amsterdam ke Austria, hayuk, diajak nginep di Airport hayuk. Diajak satu malam satu kota terus pindah-pindah lagi, hayuk. Begitu 20an awal jadinya manja,

Hostel? Ah, cari hotel bintang 2 or 3 aja. Beti kadang2 beda harganyaTerus cari yang di tengah kota, biar ga terlau jauh jalan-jalannya :)). Kamar mandi dalam (permintaan khusus Deni). Satu kota satu malam? Selain jompo, jalan2nya juga ga puas. Jadi satu kota minimum 2 hari. Naik bus 17 jam? nehi lah.. mending cari low cost flight ajah atau kereta. Selain (biasanya) kita mengunjungi Top 10 must visit di kota tersebut, kita juga suka cari free walk tour di kota itu, karena penjelasan tour guide nya lebih kita bisa memahami budaya lokal. Lalu coba makanan lokal, masuk museum, baru hari-hari terakhir belanja masuk ke toko local grocery buat cari makanan khas dengan harga murah ;)).

I think Universe sangat berbaik hati dengan hobi jalan-jalan ini. Diberikan suami yang juga suka jalan-jalan, diberikan pekerjaan di Airbus dimana bisa diskon 30% tiket penerbangan. Hihihi.. Alhamdullilah..

5. Perubahan adalah hal yang pasti

    Pertama kali dengar kata-kata itu adalah dari seorang tante ketika mama sedang sakit. Kata-kata itu mungkin salah satu kata pertama yang membawa saya ke dunia dewasa. Melihat 10 tahun terakhir ada banyak perubahan, teman-teman yang berubah, keluarga yang bertambah, barang yang dulu seperti tidak mungkin dipunya sekarang bisa dibeli, impian yang terwujub, buku bacaan yang kelihatan tidak menarik di usia awal 20an tetapi akhirnya bisa dinikmati. Hobi yang berubah-ubah. Banyak sekali. Pelan-pelan, Susah di awal mungkin, tapi satu yang pasti yang saya pelajari. Kalau niat dan kerja keras, impian bisa terwujub.
Niat apa? Niat meninggalkan zona nyaman untuk membuka pintu-pintu baru. Kerja keras bahwa sesuatu tidaklah instant. Kalau saya, orangnya selalu tertantang ketika tau orang-orang meremehkan saya untuk bisa mendapatkan sesuatu. Dan sepertinya cara ini menjadi pecutan yang bagus untuk saya. :)


Terasa menyenangkan akhirnya saya bisa menuliskan ini. Usia 30 adalah awal yang baru, dan semoga impian-impian menjadi kenyataan. Amin

Bises,
Bulan

Thursday, June 04, 2015

Tuhan paringano..


sabar sing panjang, paling tidak sampai sebulan lagi. Lol.

Ah, c'est la vie.

Tanda-tanda mulai bertambah tua :

- mulai tidak lebay di social media kalau sedang marah dan pusing karena sesuatu karena... nobody cares, darling. Yang ada mah orang kepo.
- tidak terlalu 'kepo' dengan office politic. Maksudnya, kalau dulu kan sampai pengen tahuuu banget ada apa. Sekarang, kalau tahu gapapa, kalau ga tahu hidup lebih tenang. :))
- bawel, maksud aku sangat bawel ibu-ibu. Ini nih yang masih harus menahan diri untuk menjaga kebawelan mulut. Dasar anak mama Sri yah, ini kok yah nurun ya.
- suka lippen merah. Ih, apalagi kalau stress hiburan aku lippen merah. Terus sekarang akunya yang terobsesi dengan lippen-lippen murah, haha.

Oh, lippen merah, Pengen belanja lagi,

Monday, May 25, 2015

Gojek love!,

I'm spreading the GO-JEK love. Download the GO-JEK app at "http://go-jek.com/app" and input this referral code "542603415" to get Rp 50,000 free credit to your first booking. #gojekgotmehere

Saturday, February 21, 2015

Bravo Madam, C'est fini

Draft tulisan ini sudah lama ada di handphone saya, butuh sekitar 8 bulan sampai saya berani untuk mempublish tulisan ini. Bulan-bulan pertama hanya keluarga dan teman dekat yang tahu cerita ini, sampai saya mulai berani unuk menceritakan bagi teman-teman lainnya, dan kini siap untuk diketahui oleh semua orang. Ektopik, atau hamil di luar kandungan adalah hal yang cukup jarang terjadi. Orang menyamakan dengan hamil anggur, tetapi sebenarnya berbeda. Saya berharap dengam mempublish cerita ini, orang yang mungkin sedang menghadapi hal yang sama, bisa mendapat referensi :)
aku bisa membayangkan gimana lega dan senangnya medecine yang menelpon aku disana. Sama seperti saya.

Perjalanan sebulan ini dimulai dari 18 Agustus, ketika dokter saya menelpon dan menentang saya untuk pergi ke Roma. Non, segera kamu ke emergences Purpan, katanya. Dari seminggu yang lalu saya memang pendarahan, tapi hanya seperti flek dan mens biasa tanpa sakit. Saya sebelumnya datang ke dokter, karena pendarahan ini muncul seminggu setelah saya mens. Dokter hanya bilang tidak usah khawatir tapi menyuruh saya untuk periksa lab. Ternyata saya positif. Saya dan suami sama2 bingung tapi memutuskan  ttp ke Roma sesuai rencana.

Menuruti kata2 dokter, instead of pergi ke airport kami pergi ke emergences Purpan, rumah sakit yang memang spesialis maternalite, gynecologie. Di cek dalam, tidak menemukan apa2. Di cek apakah saya merasa sakit perut, tidak sama sekali. Lalu saya disarankan untuk ambil darah dan datang 48 jam lagi. Ada 3 pilihan kemungkinan, apabila naik dan angkanya double, berarti saya hamil; apabila turun, berarti saya sudah gugur secara normal. Kalau naik tapi tidak double, kecurigaan adanya ektopik atau hamil diluar rahim. Dokter menjelaskan dengan bahasa inggris yang cukup lumayan untuk seorang Prancis.

Kami tetap memutuskan untuk membeli tiket ke Roma dua hari lagi, setelah tes darah, karena saya tidak merasakan sakit sama sekali. Tapi memang, Tuhan sedang menguji, ternyata option ke-3 yang menjadi nasib kami hari itu. Walau begitu, sampai saat itu, tidak ada yang bisa ditemukan di dalam rahim saya, dan karena tidak sakit saya disarankan datang 2 hari lagi. Saya minta keringanan untuk datang 3 hari lagi, tetapi dia tolak, karena bahaya bagi saya untuk melakukan perjalanan jauh dari Toulouse. Saya sempat berantem dengan dokter, karena saya ingin tetap pergi. Anyway, singkat cerita, saya tetap pergi. Mungkin bukan tindakan bijaksana, tapi saya tetap pergi, dan booking tiket untuk datang 2 hari setelahnya untuk bisa datang ke dokter tepat waktu. Perlu diingat, karena dokter saya bukan gynecolog, selama perawatan ektopik ini saya selalu ke bagian emergences ( darurat) dimana dokter dan suster berganti2 setiap saya datang. Tetapi, ada beberapa medecine dan petugas lab yang mengikuti kasus saya dari pertama, dan tau saya sbg pasien yang 'parler un peau francais'.

Setelah dari rome saya datang kembali untuk periksa darah dan periksa dalam. Tetap tidak bisa menemukan apa-apa sama seperti sebelumnya, hanya hormon beta saya yang kembali naik sedikit.Dan disarankan datang 2 hari lagi yaitu sehari sebelum saya ulang tahun.

Tanggal 24 july, kembali saya diberi dokter baru, saya kemudian request sama dia, karena saya sudah capek menjelaskan dari awal, saya inginya saya segera dirujuk saja dengan dokter di rs itu, akhirnya dia keluar dan saya bertemu lagi dgn dokter yang tidak memperbolehkan saya pergi itu. Oh ya, rs saya itu adalah rumah sakit C.H.U atau rs latihan, jadi kebanyakan adalah koas. Dokter yang berantem dgn saya, mungkin koas sudah tahun terakhir, diliat dgn kesenioran dia, menyuruh koas juniornya dia untuk periksa dalam. Rupanya kasus saya cukup unik, karena selalu ada 1 atau 2 orang yg mengikuti dan melihat kasus saya.
Akhirnya, setelah mendapat hasil yang sama dan melihat saya sudah capek demgan semua ini. Mereka memutuskan untuk melakukan kuret, dan apabila tetap positif, akan ada tindakan lain.

Tepat di hari lebaran, saya dikuret. ini adalah operasi pertama saya dalam kehidupan saya. entah Kenapa, harus di prancis. Dengan bahasa inggris terbata2, dokter menjelaskan saya ttg anestasi, dan ini ada surgery one day. jadi saya tdk menginap, saya diharuskan untuk mandi betadine dan puasa 7 jam sblmnya. Karena sblm2nya deni blm libur, jadi saya sll ke dokter sendiri. Melihat itu dia bilang, bahwa selama operasi saya tidak boleh sendiri. Ok, noted.

Di hari lebaran, jam 7 pagi saya dan deni sudah jalan ke Purpan, naik metro dan tram, 50 menit. Mereka menyambut saya dengan senyum, saya dibawa ke ruangan sendiri untuk menginap sehari. Didalamnya saya diminta untuk berganti baju dan berbaring. Diinfus dan menunggu sampai giliran saya. Ketika akhirnya saya dipanggil, mereka berbincang dgn saya dgn bahasa prancis saya yang sedikit itu. Sebelum dibius saya ingat ketika mereka menanyakan darimana saya, dan mereka memuji bahasa prancis saya yang menurut mereka lumayan, mungkin untuk menghibur. :))

1 jam kemudian saya bangun, dokter menjelaskan scr singkat, kalau mereka tidak menemukan apa2 didalam rahim saya. Dan saya segera diambil darah untuk melihat beta hcg saya kembali. Dan diminta untuk datang 2 hari lagi, untuk periksa kembali.Setelah mereka yakin saya tidak sakit, mereka menyuruh saya pulang sekitar 3 jam lebih cepat dari perkiraan. Kembali naik tram dan metro.

Dua hari kemudian, saya kembali datang dan karena belum negatif, saya harus disuntik Metroxetate, dan diharuskan datang 3 hari lagi. Disaat ini saya cuman ingin ini segera berlalu.

Lalu perjalanan periksa darah dimulai dari sana. hari ke-7 saya mendapatkan kabar bahwa penurunan hormon saya signifikan jadi tidak perlu suntikan kedua. Datang seminggu lagi, saya mendapat kabar bahwa turun tp belum di angka zero. Akhirnya, setelah menunggu 7 hari lagi, saya mendapat  telfon tersebut  dan mendapat kabar gembira bahwa akhirnya perjuangan lebih dari sebulan ada di titik akhirnya.

Saya berharap bisa memulai yang baru dan seperti kata  sahabat saya, Jihan, lebih siap jiwa dan raganya. Amin.

Sunday, February 08, 2015

Oh, Hello!

Halo semuaaa....

*pedeadayangjawab

Here you go.
So many changes.
Sekarang sudah lebih dari 4 bulan back for good ke Jakarta.
New job. Alhamdullilah.

Ga kerasa udah 2015, ga seperti tahun lalu yang saya punya moto travel more and more. Kali ini ga terlalu ngejar jalan-jalan, menikmati dulu kegiatan, bekerja. Stock liburan kemarin sudah cukup untuk ngejar cita-cita lagi :)

2015, i still have my overlongdue wish, lebih dekat sama Allah dan olahraga :))

Bismillah. 2015 yang tinggal 11 bulan lagi ini, lebih bermakna dan diberikan rejeki dan kesehatan. Amin..