Saturday, June 30, 2007

Suara Bersama Den Haag 2007*

Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia Masa Depan Suara dan Peran Kaum Muda Den Haag, 22 - 24 Juni 2007

Kami, kaum muda Indonesia yang hadir dalam Pertemuan Pelajar Indonesia: Indonesia Masa Depan Suara dan Peran Kaum Muda (PPI: IMD-SPKM) di Den Haag, 22-24 Juni 2007, bersama ini menyatakan:

Kami bertemu dan berkumpul di sini dilandasi oleh semangat dan kehendak bersama untuk turut memberikan sumbangan kolektif, dalam bentuk apapun terhadap proses perbaikan kehidupan bersama sebagai negara dan bangsa Indonesia di masa kini dan mendatang.

Kami bertemu dan berkumpul di sini dipicu oleh kerisauan kolektif.

Berakhirnya rezim dan sistem politik Orde Baru pada 1998 telah membawa perjalanan Republik Indonesia tercinta memasuki babak baru kesejarahannya sejak itulah dimulai proses ³reformasi². Namun hingga kini arah dan pijakan baru yang nyata dan kokoh untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga bangsa belum dirumuskan.

Tidak dipungkiri bahwa telah dicapai sejumlah hasil penting dan strategis sebagai buah dari proses ²reformasi² yang dihela bersama oleh segenap anak bangsa, di antaranya: kebebasan pers dan kebebasan berorganisasi dan berpolitik, pemilihan umum yang relatif jujur dan adil, otonomi daerah, juga pemilihan pejabat pucuk pemerintahan secara langsung oleh rakyat, baik di tingkat nasional maupun lokal.

Kami tidak bisa menutup mata bahwa segenap capaian penting dan strategis tersebut tidak dengan serta merta mengatasi berbagai masalah, terutamaangka kemiskinan massal yang masih cukup tinggi, tingkat kesejahteraan rakyat secara umum juga belum meningkat secara bermakna. Sejumlah warisan buruk rezim lama belum sirna, seperti birokrasi yang korup, kebijakan publik yang tidak berpihak kepada rakyat, serta sistem kepartaian yang elitis. Kerisauan itu makin bertambah ketika kami berpikir dalam konteks strategisdimana kompetisi dengan negara-negara lain dalam tata-dunia global yang tidak adil akan membuat posisi Indonesia semakin terpuruk dalam pergaulan antar bangsa dan negara.

Kendati sistem pemilihan pejabat pemerintahan secara langsung menjanjikan meningkatnya proses pertanggungjawaban pejabat publik, namun sistem baru ini masih kurang mengoptimalkan .pemikiran visioner dan gagasan besar yang menjangkau jauh ke depan termasuk rencana pembangunan jangka panjang. Dalam konteks persoalan kebangsaan dan kenegaraan seperti itulah urgensi kejelasan visi dan kemantapan orientasi Indonesia masa depan semakin mengemuka, khususnya buah pemikiran dari kaum muda saat ini, sebagai pewaris syah Republik Indonesia serta mata rantai menuju generasi selanjutnya.

Rangkaian kegiatan PPI: IMD-SPKM ini adalah salah satu wujud tanggung jawab moral dan intelektual kaum muda Indonesia terhadap masa depan bangsa dan negara, khususnya terhadap lebih dari 230 juta jiwa manusia Indonesia.

Tanggung jawab tersebut perlu disadari sebagai tanggung jawab kolektif yang hanya akan optimal dengan kolaborasi sehat berbagai pihak secara sinergis.

Oleh karena itu, PPI: IMD-SPKM menjadikan usaha-usaha serupa sebelumnya sebagai bahan kajian dan masukan yang berharga. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan bagian dari mata rantai upaya membangun Indonesia masa depan yang lebih baik.

Hasil dari PPI: IMD-SPKM merupakan pokok-pokok pikiran yang terutama akan kami jadikan bahan rujukan bagi upaya kolektif untuk membangun masa depan Indonesia yang lebih baik; meskipun bisa menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan maupun institusi dan organisasi lain terkait. Jiwa yang dikandung dalam kegiatan ini adalah tanggung jawab pelajar dan kaum muda sebagai individu maupun kolektivitas yang ingin memberikan kontribusi bagi bangsa dan negaranya, bukan sekadar mengajukan tuntutan kepada pihak lain.

Setelah mengalami proses dialektika gagasan secara kolektif sejak sekitar 6 bulan lalu dan berpuncak pada pertemuan di Den Haag pada 22-24 Juni 2007, maka dengan ini kami merumuskan pokok-pokok pikiran bersama dalam Suara Bersama Den Haag 2007 yang mencakup

1. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Alam

2. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Manusia

3. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Institusi / Kelembagaan

4. Hasil Kelompok Kerja Sumber Daya Sosial-Ekonomi



Den Haag, 24 Juni 2007

Kami, yang bertandatangan di bawah ini: Atas nama seluruh peserta Indonesia Masa Depan 2007, Presidium Pleno Indonesia Masa Depan 2007:

PPI Belanda: Michael Putrawenas

PPI Italia : Berly Martawardaya

PPI Jerman: Achmad Aditya

PPI Russia: Charles Tampubolon

PPI United Kingdom: Muhammad Izzul Hag

Anne v Els

 
Posted by Picasa

Monday, June 25, 2007

presentation

dear all,

apparently, i will do my final dissertation presentation at this Wednesday. Well, and i just knew this today. Panic? Well, I am. But, i have to make it, tough.

So, i really need your prayers, and maybe can you share with what should i do (tips and tricks) to face this presentation.

Gotta go, wish me luck.

Bulan
*panic mode on

Wednesday, June 13, 2007

Wimar di Amsterdam



Senin kemarin bersama segerombolan anak2 amsterdam dan sekitarnya kita bertemu dengan Wimar Witoelar. Lucunya, temanya ganti dari 'Menerapkan liberalisme Eropa pada persoalan Indonesia' jadi 'sikap untuk kembali atau tidak ke Indonesia'.

Well, agak meleset jauh seh dari topik semula, tapi ak kira dasarnya Wimar benar. wacana 'membangun Indonesia' itu adalah topik yang besar dan harus dimulai dari individual. Lalu tampaknya individual2 (conteks disini adalah mahasiswa LN) tampaknya masih meragukan 'penerimaan' mereka bila kembali ke Indonesia, sepertinya masih ada banyak keraguan yang dipertanyakan (gaji, dll)

Rasanya banyak banget pertanyaan2 yang ada di kepalaku, kebanyak ak selalu bertanya 'apa yang harus ak lakukan untuk negaraku ini?'. Maksud aku, tinggal disini, sekolah disini, rasanya seperti ada tantangan untuk bisa berbuat lebih kepada negara ini. Tapi apa?

Wimar bilang saya adalah miss cemas (:p) dan menyatakan ' we are what we want to be' dan salah satu caranya adalah mencoba keluar dari zona nyaman saya.

Wimar juga bilang kalo salah satu caranya adalah mengeluarkan suara Anda di blog. Berhubung masih ada hubungan ama topik FD saya, yang hasilnya menyatakan mungkin masih lama hal itu terwujub dengan kenyataan baru 6% orang indo yg pakai internet. Terus terang, melakukan hal itu di saat seperti ini belum bisa memberi terlalu banyak ke Indonesia.

Tapi emang, semua itu personal, dan semua itu adalah pilihan pribadi. Kita yang menentukan masa depan kita, dan mungkin masa depan kita bisa ikut membantu masa depan Indonesia.

Despite of masalah ekonomi, hukum, infrastruktur yang banyak dibawa oleh diskusi IMD SKM (CMIIW), saya lebih suka menyoroti masalah2 lain seperti pembangunan internet di indonesia, pengaruh media baru internet indonesia ke dalam pendidikan or ke dalam politik dan PR, ataupun masalah turisme Indonesia, terutama masalah museum.

Kenapa museum? Karena saya prihatin dengan museum2 yang ada di Indonesia dan juga tempat2 wisata lainnya. Call me muluk, tapi saya sendiri ingin melihat Museum Raden Saleh. Salah satu pelukis yang dianggap satu kelas sama Rembrandt.
Saya ingin melihat kekayaan2 kita dirawat dengan cantik dan bisa dipamerkan ke negara lain, atau simply, ke anak2 cucu kita.

Kita ga pingin cmn mewariskan mall2 indah, besar, artistik ke anak2 cucu kita kan?

Kadang2 saya pengen deh jadi tim pembangunan turisme Indonesia :D. Kemudian saya kasih harga yang sepadan dengan itu, ga cmn seribu- dua ribu (bolehlah kalo buat student dan anak kecil).

Atau mungkin dibuat tur besar2an mengunjungi istana2 Indonesia? Saya yakin Istana Tampak Siring di Bali ga kalah cantik ama schoonburn nya Vienna. :)

Yah itu sebagian mimpi saya. Call me muluk (again :P) tapi kita hidup karena ada mimpi kan :D hehehehe.. ingat, idealisme ada kemewahan terakhir anak muda (Gie)

but anyway, ma kasih buat pa Wimar yang sudah mendengarkan keluh kesah kita :D :D

oh ya satu lagi,ntah kenapa, saya setuju ama Mas C, kalo emang benar ingin membantu Indonesia, lebih baik pulang ke Indonesia dan membangun dari sana. Rasanya lebih aktual daripada hanya mengirim duit ke keluarga, apalagi kali istri dan anaknya juga ada di luar negri. But anyway, that is a personal choice.

regards,
Bulan

link terkait : http://perspektif.net/indonesian/article.php?article_id=680

Thursday, June 07, 2007

low cost travelling in Vienna

i just back from Vienna, Austria, a beutiful city yet so pricy, espesially for its entertaintments. therefore, i decided to blog some tips and trick that i got through our journey to Vienna.

1. transportation
I used eurolines (bus) to go to Vienna, it was less expensive than other transpotation, however, it took 20 hours to go to Vienna from Amsterdam and vice versa. i spent about 75 euro (book 2 months ahead) and that was promotion price. anywayy..... for transportation (especially from you who depart from Amsterdam) i suggest you to take... well, anything but bus!!!. Imagine this, you sit almost 20 hours with budapest babies surround you.

i really suggest you to take either plane (from german or france is much cheaper) or maybe train, and book about hmmmmmm 5 months ahead?? :D :D :D

for Vienna's transportation itself (bus,tram, metro), buy 72 hours ticket which you can travel the whole Vienna. it only cost about 13 euro. (in this point, they are much cheaper than Amsterdam).

One of vienna's symbol is their horse drawn wagon, which cost about 95 euro per hour. well, you dont want me to suggest you to take ride with this, tough?








2. food

Have you ever heard sacher torte and or wiener schitzel? (Mas B suggested me to try this food because they originally from Vienna, as they claimed :p)
apparently, the famous sacher torte is quiet expensive. I went to one cafe in Vienna, and it cost about 3.3 euro and i also drink wiener melange (Vienna coffe) and it cost about 2.8. so, in total, i have to pay about 6 euro (which similiar with a lunch in BurgerKing :P).

For you low cost budget traveller, i suggest you not to try eat sacher torte in Hotel Sacher (their originnaly cake). but just buy a sacher torte in the supermarket of westbanhof stasiun, and you only cost 3.3 euro for 500 gram sacher torte. almost similiar taste compared to eat in a cafe :p




ok, i'll continue later. :D