Tuesday, December 27, 2005

oud jaar vs nieuw jaar

Image hosted by Photobucket.com
Oud Jaar

Ja,ja,ja... seperti biasa,postingan akhir tahun. Me-review apa yang aku lihat,rasa,dan alami setahun ini.Apa yang menonjol di tahun ini? Kalau mau disimpulkan, di tahun ini, ada beberapa dream comes true dan nightmare come true.

1. Internship
menjawab pertanyaanku tahun lalu, ga mau magang di Belanda dan Indonesia,suprisingly (not really surprise seh kalo ngejalanin sendiri), internshipku yang pertama di Belanda dan yang kedua -rencananya- di Indonesia. :P Ada beberapa faktor memang, yang membuat aku milih dua tempat itu. Pertama, yah realitas aja, dua tempat itu yang lebih mungkin dicapai. Kedua, soal ID card, ak males berurusan dengan IND dan teman2nya, cuman bikin capek ati, jantungan dan efek2 tidak sehat lainnya. Jadi yah mendingan, ak dapet ID card dulu, baru stage di luar Belanda.

Perjalanan dapetin stage di Belanda? Walah.. penuh dengan air mata dan keringat alias susaaahhh banget, apalagi jurusanku, orang2 di Belanda lebih seneng (untuk bidang komunikasi) orang yang bisa basa belanda dibanding Inggris. Tapi, emang semuanya ada hubungan dengan jodoh-berjodoh. Alhamdullilah, ak dapet posisiku sekarang meski masih banyak tantangan sebelum 'bener2' resmi. Jadi intinya cuman satu, AKU BENCI BIROKASI BELANDA! RIBET!!!

2. Love Life
bagi orang2 yang penasaran ama cerita gimana aku bisa jadian ;) (yah kamu,.. ayo tunjuk tangan :D ), ak ga akan ngomongin disini =)). Abisnya dia juga bukan orang yang akan seneng kalo aku publish kisah kita berdua. :P Yang jelas, sampe sekarang, alhamdullilah, baik2 ajah. Dan tahun ini aku ga akan ngomel2 seperti yang ak lakuin di tahun lalu sama yang lalu :P. Yang jelas (lagi neh :D ) tahun ini bisa dibilang aku full with love. :P Yah, Thank God I found him :)

3. general life.
seperti tahun2 sebelumnya, ada masa hitam dan masa putih dan juga abu2 :P. Aku ga bisa bilang tahun ini black year, karena yah memang ada masa2 putih bahkan merah jambu :p. Tahun ini kayakanya taun terbanyak aku ke luar negri. Dari Paris, Belgia, Italy, Jerman, Indonesia dan soon ke Sweden. Alhamdullilah aku bisa ngelakuin ini. Karena emang dari pertama aku sekolah ke Belanda salah satu impianku adalah jalan2 ke Eropa. Aku ga mau numpuk jalan2 di akhir taun ke empat ku :), soalnya masih banyak lists jalan2nya neh... yang paling pengen ke Austria ama ke Spanyol. Masih menunggu di budget selajutnya :D. Alhamdullilah, 3 negara dari tujuan jalan2 ini ak lakuin ama dia :P.

Aku ngerasain patah hati, jatuh cinta, masalah keluarga dan pertemanan di tahun ini juga. Buat pertemanan, kayaknya hukum seleksi alam berlaku di sini. Perlu banyak tolelir,kesabaran,dan membuka hati dan pikiran.Ga semuanya setuju ama yang aku pikirin dan ga bisa aku setuju ama semua yang aku pikirin. O ya, satu lagi, tahun ini saya termasuk 'sabar' dalam me-manage 'anger management' ku. Tapi tahun depan, saya harus lebih tegas tapi bukan keras kepala.

Soal keras kepala? Yah, itu mah run in the family , ngeyel dulu baru mikir. Setelah ak liat2 ke masku dan ayahku, dua2nya ternyata juga seperti ituh. Jadi ga heran donk kalo aku juga gituh :P. (kamuh,tetep yg sabar yah :D)

Nieuw Jaar

Resolusi tahun baru? Iya dunk, biar seimbang.. kalo di laksanaiin to gak seh urusan nanti :P hueheheheh...

1.Time Management
Ini yang keluar pertama kali kalo ak mikir tentang resolusi. Bukan hal baru, saya sudah sangat parang dengan ini. Dari pertama kali saya membuat personal reflective report di period 1 tahun pertama.:P Sudah 2,5 tahun disini masih saja begitu.. Jadi, bagi saya ini isu pertama yang mesti diperbaiki. Untuk menghindari stress yang berlebihan karena bad time management ini. Tapi memang, gimanapun, ide2 saya berjalan lancar kalo deadline sudah menjelang... :(

2.Menulis.
Saya mau memperbaiki gaya menulis saya, kalau bisa saya pengen belajar creative writiing lagi, dan saya ingin tulisan saya bisa terbit atau ter-publish di sebuah media. Pengen banget buat novel tentang Belanda. Biar ada kenangannya gitu :), tp yah let see...

3.Final year
ga dipungkiri, saya sudah deket dengan final year. Tentu aja, ak mau lulus tepat waktu dan kalo bisa ngelanjutin S2. Kalo ga S2 di Eropa yah aku pengennya di luar negri lagi entah di Singapore ataupun Aussie. OK, ga murah.. jadi pengen dapet beasiswa.. tapi, kalo mau beasiswa berarti mesti kerja dulu. Hmm... Aku belum tau apa ak bisa 1,5 tahun lagi bener2 back for good dari Belanda.. Kayaknya, ak dah membuat 'home' disini. Aku dapat ke'nyaman' an ku, teman2 ku, dan rasanya ak lebih hafal jalan2 disini dibanding di Indo. Aku tau gimana aku pergi dari tempat A ke tempat B. Aku bisa sendiri tanpa dikhawatirin orang2 lain. Tapi yah emang, my loved ones ada di Indo. Tapi, ak ga pengen mereka menjadi penghalangku, seperti aku ga ingin menjadi penghalang mereka.

Huf.. mulai emosi otak inih.. udah deh, ga baik...

terimakasih,terimakasih, bagi mereka yang udah meluangkan waktu mereka yang berharga untuk membaca curhatan panjang lebar. I really appreciate that *hugz*

bulan,
d*mn, tahun depan dah 21 yah :O

Tuesday, December 20, 2005

Zona Pelajar (Radio Nederland Seksi Indonesia) Mencari Penulis

Agak2 numpang iklan di blog sendiri neh,
hayo hayooo para blogger Indonesia di Eropa... hayooo pada ikut ;)

mohon disebar luaskan dan diforward ke seluruh teman2
di Belanda dan Eropa

ma kasih ;)

http://www2.rnw.nl/rnw/id/zonapelajar/zp_cari_penulis051220?view=Standard

Zona Pelajar, rubrik internet termuda Ranesi untuk
anak muda , sekarang membuka lowongan buat para
pelajar di seluruh dunia untuk ikut menulis di rubrik
kami.
Temanya beraneka-ragam mulai dari Kulinair, dimana
kamu bisa berbagi resep masakan, Berburu Kafé, dimana
kamu bisa memberi tahu Kafé and restoran kesukaan kamu
dan ada Jalan-Jalan, dimana kamu bisa bercerita
tentang tempat-tempat indah di Belanda dan Eropa. Dan
apabila kamu punya info-info menarik untuk dan tentang
pelajar Indonesia di Belanda, kenapa tidak berbagi
dengan kami? Kami akan senang menerimanya. Bagaimana
Caranya ?


Kulinair
Zona Pelajar mengajak para pelajar Indonesia baik yang
berada di Indonesia maupun yang sedang belajar di luar
negri buat bertukar resep. Mulai dari resep yang
gampang sampai resep yang rumit. Resep-resep ini harus
asli dan dilengkapi dengan foto masakan tersebut
beserta kokinya. Resep juga dilengkapi keterangan
bagaimana dan dari mana cara mendapatkan bahan-bahan
masakan. Ada hadiah menarik dari Zona Pelajar buat
kamu yang resepnya dimuat.


Berburu Kafé

Zona Pelajar mengajak kamu semua untuk ikut serta di
rubrik ini dan memberi tahu kita di mana restoran dan
kafé enak yang buat kamu betah nongkrong.
Cukup ceritakan secara detil Restoran atau Kafé
kesukaan kamu dalam1-2 halaman A4, tentang letaknya,
pelayanannnya, harganya makanannya dan pengalaman
menarik apa yang bisa kamu bagi dengan pembaca Zona
Pelajar. Kalau bisa masukan foto restoran dan kafé
kesukaan kamu. Dan dapatkan hadiah menarik dari Zona
Pelajar.

Jalan-Jalan
Di Jalan-jalan, Zona Pelajar mengajak semua pembaca
Ranesi untuk bercerita 1-2 halaman A4 tentang
kota-kota yang sudah kamu kunjungi di Belanda dan
Eropa. Apa yang paling menarik dari kota itu, objek
wisata apa yang harus dikunjungi, kesan apa yang kamu
dapat dari kota tersebut, pengalaman seru apa yang
kamu alami disana. Lengkapi cerita kamu dengan
foto-foto koa tersebut. Di Jalan-jalan kamu juga bisa
menceritakan kota tempat tinggal kamu. Dan jangan
lupa, ada hadiah voucher belanja buat kamu yang
artikelnya dimuat.


Artikel Lainnya
Ada artikel yang ingin kamu bagi dengan pembaca Zona
Pelajar? Jangan ragu kirimkan artikel kamu ke Zona
Pelajar.
Tunggu apa lagi? Kirimkan artikel kamu ke
bulan.mendota@rnw.nl dan
dapatkan hadiah menarik dari Zona Pelajar kalau
masukan kamu dimuat.
See you there!!!

Thursday, December 15, 2005

Derita Pelajar s1 di Luar Negri...


Menyambung post di bawah yg tentang beasiswa, sekali lagi, yang saya mau tekankan bukan apa-apa, tapi tentang JANGAN s1 Di LUAR NEGRI kalo mau dapet beasiswa dan jadilah Dosen.... *dear kamuh, jangan protes mulu donk :P

Dan lalu, beginilah saya, menghadap komputer, mengerjakan tugas sekolah yang tak kunjung selesai, mendengarkan Jamie Cullum (persiapan buat konser besok), makan apel dan jeruk (maunya seh cemilan kayak LAYS or COKELAT, tapi karena saya juga pengen kurus dan efek makan makanan berlemak jam segini adalah makin bertambahnya berat badan saya, saya batalkan rencana saya dan mulai memakan buah-buahan yang sudah saya stock dari Albert Heijn) , dan kemudian chatting dengan kedua teman saya yang juga sekolah s1 di luar negri yaitu di Inggris dan Canada.

Bukan malam yg menyedihkan bagi cewek-yang-biasa-tidur-cepat-tetapi-karena-kebanyakan-minum-kopi-di-kantor-maka-tiba2-dia-jadi-insominia kan? :P

Dan kemudian setelah topik halo-halo-apa-kabar-sudah-lama-ga-ketemu selesai kita ngomong-ngomong, apalagi kalo bukan soal masa depan, mau ngapain 3 bulan lagi, mau ngapain setahun lagi, mau ngapain abis lulus, mau ngapain abis kerja, mau ambil sekolah lagi ato kerja ajah, cari suami yang kaya yg bisa hidup enak dan bisa bawa kamu jalan-jalan ke eropa setiap bulan *hahaha...waves to Vicky :P* , dan pertanyaan-pertanyaan sejenisnya...

Kemudian mulai kita mengeluh soal kelemahan kita sekolah s1 di luar negri seperti:

1. Kurangnya networking buat kerja...

Mungkin buat student yg sekolah di Indonesia lebih gampang buat cari networking karena dari sekolah dia dah ada di Indonesia, jadi kesempatan buat lobby2 lebih besar dari pelajar disini yang sampe indonesia cuman menlonggo karena tidak tahu medan sepak terjang work environment di Indonesia. Gimanapun cari kerja di Indo ituh yang paling penting networking (tapi bukan berarti KKN loh :P jangan salah paham :D) dan itu yang mungkin kami tidak punya.

2. Persamaan Degree

Buat yang mau jadi PNS (kaleee gituh) persamaan degree dari DIKTI itu penting banget, point to some cases, ada yang bilang degree bachelor di Hogeschool Belanda sama kayak D4 (What??????) even tough, gelar kita tuh Bachelor juga. Bahkan kakakku yang lulusan Aussie ituh ga diakui ama DIKTI sebagai s1 karena -katanya- kreditnya kurang buat syarat s1 Indonesia. Kalo tujuan kita kayak PNS dan semacamnya susah buat kamu dapet gelar s1 yang disyahkan oleh bangsa tanah air tercintah ini. Apalagi kalo kamu mau ambil s2 di Indonesia... (*mungkin sebagian bilang BUAT APA?alasannya menunjuk nomer satu tuh :P). Tapi, magically, kakakku meski tidak diakui oleh DIKTI sebagai mahasiswa lulusan S1 (tapi megang Bachelor) dia diakui ITB sebagai mahasiswa s2. :D

3. Kurangnya peluang kerja untuk mata kuliahnya di Indonesia..

Teman saya yang kuliah di Canada bilang, jurusannya itu buat cari kerja di Indonesia susah tapi kalo cari kerja di negara study nya susah, karena bagaimanapun, kita cuman orang asing (or ALIEN kalo kata IND :P ) yang selalu cuman menjadi korban dan cadangan. Apalagi yang namanya working permit susah banget didapet :(

4. Takut 'terkejut' ngeliat angka jumlah gaji buat fresh graduate :D

Gaji fresh graduate di Indonesia, setelah diitung2 hampir sama kayak 6 hari kerja part time di Belanda (or less than that :P). Huu... jadi anak2 pada takut gimana bisa kaya kalo tinggal di Indo (padahal tinggal di luar juga ga kaya-kaya , sok atuh...hiihii :D).

5. Culture shock begitu kembali ke Indonesia...

Disini kita biasa apa-apa sendiri, independence, tidak ada yang mengatur, individual dan sifat-sifat western yang laen. Bagi beberapa anak , akan menakutkan kalo kita kembali ke kultur Indonesia. Kultur yang selalu nanya2in kita macem-macem yg tidak guna, kayak ; wah Bulan dah lulus kapan kawinnya neh jangan sesudah umur 25 loh Bul, pokoknya yang paling bagus tuh paling gak sebelum 25 (seriously some of them asked me this question to me, and aku cuman pengen teriak HALO, I AM STILL TWENTY ! ) ato Aduh BUL, jangan gendut2, ga bagus ah.. (emang kenapa seh :-S , kalo saya sehat kenapa gak?) dan lagian saya juga terintimidasi dengan baju2 indonesia yang kayaknya ditujukan buat orang Indonesia yang kurus kering gak makan apa-apa setiap hari.

Lagian kebiasaan kita yang kemana-kemana sendiri ga mesti lapor harus mulai direcoki dengan kembalinya budaya kamu-dimana-udah-malem-jangan-pulang-malem2-mama-stress dari ortu kamu. *tapi somehow budaya itu ga berlaku buat saya, atau lebih tepatnya budaya yang mestinya dilakukan oleh ayah saya, sudah diwariskan ke kakak ipar saya *waves Dewi..* (Hello Dad, segitu percayakan km sana anak gadis satu2nya inih :P hhihihi)


sudah gitu dulu ngolor ngidulnya...
saya mau coba buat tidur... :D

n.b : saya mencoba pake gambar2 yang sekarang lagi trend di kalanhan para blogger, hihhi, bahkan blogger udah ada tren2 sendirinya... :D *mulai kacow neh otak...

Monday, December 12, 2005

Dan ini buat kamu semua...

Akhirnya, setelah setahun off berkarya..
*ciee.. berkarya :P
Aku kembali menulis cerpen...

coba baca di sini ...

beri komentar yahh.....

please, please, please O_o

hehe,
bulan..

Buat kamu yang kerja jadi Dosen di semua universitas di Indonesia

Sadar ga seh? kalian tuh orang-orang yang paling gampang dapet beasiswa ke Belanda?
apalagi kalo udah kerja 2 tahun jadi dosen..

dan kalian2 yang kerja di LSM, PNS, dan non profit organisasi lainnya..

you are so d*mn lucky..

jadi, kalo pengen dapet stuned yang ngasih beasiswa 800 euro per bulan dan uang sekolah gratis dan apa-apa gratis itu, satu saran : Jangan kerja di kantor multinasional

dan

Jangan S1 di LUAR NEGRI!!!!!!!!!!!

:P

informasi lebih lanjut liat di sini

bulan,
lagi menyusun informasi tentang beasiswa2 di Belanda...
sambil bingung mau s2 dimana...
*kalo disini jurusan yg ak mau mahal, oi..
12 ribu setaun dan sekolahnya 2 tahun..
belum biaya hidup T_T

Sunday, December 04, 2005

Gadis Gurun dan Sang Alkemis




Dear Mas Berly, (yups, postingan kali ini ditujukan ke kamu :P)

Akhirnya, setelah gagal membaca The Alchemist, Paulo Coelho versi bahasa inggris yang kamu pinjemin ke aku, kemaren pas pulang indo, aku beli versi bahasa Indonesianya. :D
Dan setelah beberapa kali menunda untuk membacanya, beberapa minggu yang lalu, aku berhasil membaca selesai bukunya.

Jujur ajah, aku ga terlalu suka ama self-help book dan sejenisnya. Karena aku rasa, self-help book tuh penuh dengan kata-kata penyemangat yang bullshit. Tapi, mungkin sifat manusia kali yah, begitu kamu berhasil selamat dalam pertempuran pribadimu, kamu akan segera ingin menyebarkan ke orang lain yang -menurutmu- bernasib sama dengan mu *anyway, hanya pendapat anehku, jangan didebat :D*

Balik lagi ke Sang Alkemis (bahasa indonesianya ajah ya, soalnya aku baca yang versi Indonesia seh, meskipun kadang aku bingung dengan terjemahannya, tapi tetep ajah basa Indonesia kan basa ibu kuh :D ), ada satu cerita yang menggelitik (ciee,.. basanya) hatiku, disitu buku ini bercerita tentang si bocah di dalam perjalanan mau menemukan legenda pribadinya, bertemu dengan Gadis-Gurun-Si-Penunggu. Sempet aku tercenung lama begitu menemukan bagian itu (dan tentu aja langsung teringat Ms D mu dan juga Ms D nya Cauf), bagian ini begitu familiar buat para student disini. Seperti kamu dengan Ms D mu dan para pelajar lain yang sedang menjalani LDR (long distance relationship).

Tapi yang buat aku gak begitu suka. Kenapa harus selalu wanita yang di identikkan dengan gadis gurun? Sepertinya kok semua wanita ditakdirkan untuk menunggu sang kekasihnya dan wanita yang harus bersabar sampai sang kekasihnya menjemput dia?. Kok gender banget seh? Karena menurutku semua orang pasti mempunyai Legenda Pribadi dan semua orang ingin Legenda Pribadi nya terwujub. Tidak peduli itu wanita ataupun pria.

Aku sendiri punya Legenda Pribadi, daripada menjadi Gadis Gurun Penunggu, ak lebih suka mewujubkan Legenda Pribadi ku. Pertanyaan yang aku mau tanyain ke Gadis Gurun itu adalah; "Hei gadis gurun, kamu punya legenda pribadi gak? masa kamu cuman bakal nunggu? masa kamu tidak mau mewujubkan legenda pribadi mu? :P ".

Dan lagian, kayaknya aku ga berbakat jadi Gadis Gurun.

Secara keseluruhan, aki -lumayan- suka buku ini, aku suka ide tentang " Ketika kamu menginginkan sesuatu, seluruh alam semesta akan bekerja sama denganmu dan alam semesta akan memberikan tanda-tandanya padamu" , mungkin sebagian orang bilang ini terlalu hiperbola, tapi sebagai self-help book, boleh donk buku ini bilang gituh :D.

Menurutku, semua orang bisa jadi bocah yang mencari legenda pribadinya dan semua orang bisa menemukan gadis gurun (dan pria gurun ) dalam pencariannya.

Anyway, aku pernah bilan ke seorang temen, "Mungkin manusia tuh pengen sang pasangan ada di sampingnya, tapi yang paling penting manusia ituh pengen pasangan yang dicintainya bisa mendapatkan mimpi-mimpinya". See? semua orang bisa menjadi Gadis Gurun :P .

Regards,
Bulan :)