Wednesday, April 04, 2007

the art of public transport in Indonesia


sudah berapa kali orang yg kebetulan mampir (dan tinggal) di negara barat, memuji sistem transportasi di negara ini.

Ok, kadang saya mengeluh dan marah-marah pada lambatnya si metro/tram datang, tapi saya tetap bersyukur karena tram dan metro disini much much better dibanding alat transportasi di indo. (*oh ya saya juga pernah mengeluh karena metro di A'dam adalah yang paling jelek yang saya pernah lihat daripada kota-kota di eropa barat lainnya :p, kalo kereta, italy lah yang paling tidak bagus *peace mas berly *wink*)

Di Indonesia alat transportasinya, hmmm udah kotor, berhentinya suka seenaknya sendiri lagi, halte bukan buat tempat menurunkan dan menaikan penumpang lagi *oh, untuk bus seperti transjakarta masih seh*

beberapa kali saya mendengar orang mengeluh
"aduh, itu loh supir angkot kalo nurunin dimana-mana"

Saya berpikir, kok malah nyalahin supir angkot seh?
bukannya kita -sebagai penumpang- juga salah ya, berhenti dimanapun berdiri buat nyetop angkot. Coba kalo kita kompakan berdiri di satu tempat yg bernama halte, pasti angkotnya juga berhenti di tempat yg sama :)

Yang disayangkan, yg namanya halte itu sangat jarang dibangun di Indonesia.

Mungkin orang pemda nya juga mikir, buat apa dibuat halte kalo orang-orang bisa turun di tempat seenaknya.

Sudah pernah naik bus transjakarta (*btw, inilah nama benernya busway)? Pertama kali mendengar nama ini, saya sangat excited. Kenapa? Oh saya mengharap bus ini akan seperti bus-bus di Belanda, kenyataan? boleh boleh, meski kalo lagi masa-masa penuhnya bisa jadi penuh banget, empet-empetan dan oh ya, saya mengharap bus ini bisa sampai Pamulang.

Yang jadi pertanyaan selanjutnya, apa bus ini mengganti orang-orang yang naik mobil jadi naik bus? sepertinya tidak :)
Banyak orang-orang mengeluh karena macet pembuatan jalan busway (dan monorel), dan ujung-ujungnya juga ngomong
"Pembangunan busway/monorel ini buat macet aja, toh nanti saya juga ga bakal gunaiin ini"

Dan lucunya *menurut saya* mereka semua berharap sama, busway dan monorel bisa buat orang-orang yg naik mobil pindah ke sana. Nah lo, kalo semua orang berharap siapa yg ngelakuin.

Oh jangan lupakan faktor keamanan, kecelakaan-kecelakaan di Indonesia, sudah sukses buat orang2 berpikir, mau naik alat transportasi apa yang paling aman :)

Okeeehh, ini tulisan mungkin judgemental, dan bisa bilang, ga semua orang pikiran gitu, tapi hati kecil saya masih bilang "Gak semua orang mungkin, tapi mostly iya"

Saya kadang mengesalkan kenapa setiap pagi mobil itu hanya berisi satu orang, kalo-kalo misalkan mereka mau pindah ke bus transjakarta mungkin yang namanya macet bisa dikurangi.

Well, saya enjoy loh berjalan-jalan dengan bus transjakarta. Waktu itu saya pernah disuruh market research ke daerah roxy , dengan semangat saya mengusulkan naik busway aja yang langsung ditolak mentah-mentah oleh temen kerja saya. Naik taxi aja, katanya cepat. Sebagai anak magang, saya menurut saja, toh kita dibayarin ini.

Padahal kalo kita mengaku ke sana naik taxi terus kitanya naik busway, kan lumayan yah sisanya, hueehuehueh.

Aku juga pernah naik angkot di Bandung, saya dan kakak ipar saya cmn bisa diam dan menahan nafas karena supirannya benar-benar memacu adrenalin kita.

Anyway busway, mari kita hentikan ocehan tidak jelas ini disini, sambil berwishful thinking bus transjakarta akan sampai Pamulang. *teutep*

No comments: