Wednesday, September 07, 2005

what's on minds of Indonesia's youth today?

terinspirasi dari sebuah majalah (vanity fair) yang ngadain lomba mengarang essay tentang 'what's on minds of America's youth today?'.

Di majalah itu, dia mengungkapkan perbedaan besar antara America's youth tahun 1960 dan sekarang. America's youth tahun 60-70 mengadakan demonstrasi besar2an dan berani menentang presiden buat war protest, sementara remaja sekarang mereka maniak MTV dan hobi mengikuti kehidupan artis daripada peduli dengan isu2 seperti itu (VANITY FAIR , AUGUST 2005)

ga berbeda dari indonesia kan? 8 tahun yang lalu , mahasiswa Indonesia sibuk membuat dan merancang reformasi yang berhasil menjatuhkan presiden Soeharto dan memelekkan mata public (setidaknya bagi saya saat itu, saya berumur 12 tahun,fyi) untuk melihat dan mengamati ke bobrokan pemerintahan indonesia yang penuh dengan KKN.

tetapi, liat 8 tahun kemudian, maksud saya, liat generasi saya sekarang, seakan akan tidak peduli lagi oleh keadaan KKN ini, kami terlihat pasif menghadapi ini. Kalaupun ada yang maju demonstrasi, sudah tidak bisa seperti dulu lagi, dan hanya dianggap angin lalu (salahkan saya kalo saya salah... :D )

dan generasi tua bilang, "kalian itu buta ya ama situasi yang terjadi sekarang? kalian taunya cuman maen dan have fun saja.. buta ama situasi politik, sama orang2 kelaparan yang menjerit2 d sana..." (well, kasus ini pernah terjadi sama saya)
saya hanya tersenyum, dan menjerit dalam hati "Coba kamu yang merasakan jadi posisi saya, jadi generasi muda tahun 2000an.. "
masalahnya adalah... kami bosan, pada konfrontasi yang terus berkelanjutan, pada politik yang tak kunjung selese, pada KKN yang terus ada, masalahnya adalah bukan kami tidak peduli, tapi kami tidak ingin menambah 'kotor' keadaan.

dari buku Catatan Seorang Demonstran Soe Hok Gie, ada satu pepatah yang menjelaskan, ketika seorang mengatakan betapa piciknya genereasi muda jaman Soe Hok Gie , lalu Soe Hok Gie bilang " Soalnya bukan suka atau tidak, tetapi mereka adalah masa depan, pemimpin2 Indonesia, kita harus terangsang dengan kekurang-kekurangan mereka dan tugas dari generasi yang lebih tua justru untuk tidak jemu-jemunya berdialog dengan mereka "
dan menurutku ini benar.

Dan perhatikan kata bercetak miring, berdialog, bukannya memaksa, marah2, dan menjelekkan generasi muda sekarang ( this also happened to me :) ) . Aku sendiri disini biasa berkenalan dengan anak2 bekas aktifis tahun 97-98, lalu berbincang2 dengan mereka, dan mereka berhasil membuka pandanganku, untuk setidaknya ak menjadi peduli dengan keadaan yang terjadi pada Indonesiaku. Dengan berdialog ringan dengan ayah, teman2ku, kakakku ataupun collegaku d tempat kerja. Mereka selalu mengajarkanku sesuatu dan menurutku cara ini lebih efektif dan mengena daripada propaganda di milis, yang kadang2 malah membuat aku eneg. :)

Dan sekarang ini bukan soal salah menyalahkan ato benar membenarkan, sekarang adalah bagaimana sang generasi tua bisa menyuntik generasi muda untuk d sadarkan kalo bagaimanapun mereka adalah yang akan menjadi pemimpin bangsa, bagaimanapun peng-generasi-an adalah sesuatu yang pasti. Dan maaf, kalo hanya dengan hardikan, dan makian mengatakan kami generasi pemalas, tidak akan pernah manjur. Selipkan arah2 untuk memajukan minat itu pada media massa generasi muda.

Menurutku film seperti Soe Hok Gie, juga menjadikan salah satu media untuk membuka mata generasi muda, dan seperti pepatah lama bilang, mulailah dengan teladan, bukan hanya kata-kata,apalagi hardikan.

bulan mendota
Ivoordreef 161, utrecht

2 comments:

Anonymous said...

ditambah lagi, sebaagian dari generasi kita yg menganggap hidup 'di luar' itu lebih worthed

(salahkan saya kalo saya salah..) -- dika

Anonymous said...

commentmu salah..sorry ya..kalo di dalam negeri banyak...gunung meletus..gempa...tsunami..flu burung....dll,..memang kasian yg didalam negeri...ngungsi yuk