Saturday, August 01, 2015

Finally three-oh

Berpikir buat nulis sesuatu tentang perjalanan menjadi usia 30 sih idenya sudah ada dari satu bulan sebelumnya. Pengennya nulis #30harisebelum30 atau nulis sesuatu di malam tanggal 24 July nya, tapi yah alasan sibuk (red: males)  memang mememangkan segalanya.

Pada akhirnya nulis juga setelah kemarin berbicara dengan teman kantor yang masih di awal 20an. Waktu itu sih cuman lagi mengencourage dia untuk selama masih muda, pergi bertualang dari Jakarta. Jangan stuck disini. Dan, aku jadi melihat lagi kehidupan aku di usia 20an. Hey, it's not that bad. Not bad at all.

Si muka bahagia di akhir 20an


Mari kita lihat lagi apa yang saya lakukan di usia 20an :

1. Pindah negara 2 kali.

    Di usia 20an ini, saya sudah pindah negara 2 kali,Dari Belanda balik ke Indonesia, dan kemudian
    ke Perancis. Pengalaman saya di dua negara itu juga berbeda-beda, yang mana membuat saya  jujur belajar lebiih banyak bahwa tinggal di Eropa tidak membuat saya terus membanding2kan atau mengagung2kan Eropa. Awal saya balik saya suka bilang, kenapa Indonesia tidak begini, kenapa tidak begitu, tetapi begitu saya kembali lagi ke Eropa di akhir 20an. Saya menyadari, bahwa tidak selamanya Indonesia lebih buruk, atau tidak selamanya Eropa lebih baik.
Pun, saya lebih belajar bedanya tingkah laku orang2 di Eropa.
Jujur, memakan waktu buat saya untuk tidak terus membanding2kan kehidupan kedua benua ini, tapi akhirnya sampai ke sebuah kesimpulan sederhana , "Nobody's (in this case, No country) perfect"

2. My 10-years relationship

My 10-years relationship


   Awal usia 20 saya mulai dengan baru jadian semingguan dengan Deni, masih lope-lope banget deh. Masih yang sms-an tiap 10 menit, telfonan bisa 2 jaman, ada aja yang diomongin. Mungkin banyak yang bilang kami adalah pasangan yang santai, Deni bukan tipe yang suka pengatur, saya sebagai perempuan memang suka cerewet ini-itu, tapi semakin lama hubungan kami, saya mulai bisa bersikap santai dengan hubungan ini. Romantis? Nope. Dari awal memang tidak, dan sampai sekarang juga biasa saja. Di masa pacaran kita sempat LDR sekitar 1,5 tahun, di masa pernikahan kita LDR sekitar 1 tahun. And we did well in LDR. I am proud.

Setiap ada teman yang memutuskan untuk bercerai, kita berdua selalu seperti diingatkan. Apa pernikahan kita berdua berada di jalan yang benar ? Apa masalah mereka sehingga mereka memutuskan untuk bercerai? Apa yang bisa kita pelajari dari mereka. We did talk. Lalu terakhirnya suka peluk-pelukan, bercanda dan bersyukur kepada Tuhan bahwa kita masih sepasang yang saling mencintai, Dan tentuanya berdoa untuk tetap saling mencintai dan setia satu sama lain.

Seperti yang aku bilang di Path. Some people said that you need 'romantic sparkling' to spice up your relationship, We didnt do that, but no days without laugh and smiles with you, so i guess, we are okay. :)

3. Pekerjaan

    Pindah dari media untuk sekolah sepertinya adalah keputusan yang paling tepat. Di sekitar 6 bulan sebelum saya berencana untuk sekolah lagi, saya sempat ditawarkan pekerjaan yang buat saya 'step ahead' dari posisi saya saat itu. Tapi setelah memikirkan kembali, aku memutuskan untuk menolak. Kenapa? Karena kalau aku terima tawaran saat itu, berarti itu menutup beberapa pintu yang ada sekarang. Menutup pintu aku sekolah S2 di Toulouse, menutup pintu aku kerja di Airbus, dan menutup pintu untuk kerja di perusahaan sekarang. Prosesnya panjang, ada saat dimana aku menyesali, karena sekolah lagi itu susyah, dan cari kerja di Prancis itu double susah, :D Belum lagi ketika pulang, ada masa 3 bulan dimana rasanya menjadi beban pemerintah karena ga kerja. Hahaha.. super lebay memang. Tapi akhirnya berbuah manis ketika akhirnya aku ada di jalan yang tepat. Alhamdullilah.

4. Travelling

Birthday Trip at Melaka, Malaysia

   Alhamdullilah... Usia 20an ga terhitung sudah berapa kali saya travelling. Total selama hidup saya sudah 4 benua berhasil saya lewati. Kurang benua Amerika aja nih.. mudah-mudah sebelum 40 bisa terwujub :) Amin. Gaya travelling saya juge semakin berubah dari saya usia 20 awal.
20an awal diajak hostel hayuk, diajak naik bus 17 jam dari Amsterdam ke Austria, hayuk, diajak nginep di Airport hayuk. Diajak satu malam satu kota terus pindah-pindah lagi, hayuk. Begitu 20an awal jadinya manja,

Hostel? Ah, cari hotel bintang 2 or 3 aja. Beti kadang2 beda harganyaTerus cari yang di tengah kota, biar ga terlau jauh jalan-jalannya :)). Kamar mandi dalam (permintaan khusus Deni). Satu kota satu malam? Selain jompo, jalan2nya juga ga puas. Jadi satu kota minimum 2 hari. Naik bus 17 jam? nehi lah.. mending cari low cost flight ajah atau kereta. Selain (biasanya) kita mengunjungi Top 10 must visit di kota tersebut, kita juga suka cari free walk tour di kota itu, karena penjelasan tour guide nya lebih kita bisa memahami budaya lokal. Lalu coba makanan lokal, masuk museum, baru hari-hari terakhir belanja masuk ke toko local grocery buat cari makanan khas dengan harga murah ;)).

I think Universe sangat berbaik hati dengan hobi jalan-jalan ini. Diberikan suami yang juga suka jalan-jalan, diberikan pekerjaan di Airbus dimana bisa diskon 30% tiket penerbangan. Hihihi.. Alhamdullilah..

5. Perubahan adalah hal yang pasti

    Pertama kali dengar kata-kata itu adalah dari seorang tante ketika mama sedang sakit. Kata-kata itu mungkin salah satu kata pertama yang membawa saya ke dunia dewasa. Melihat 10 tahun terakhir ada banyak perubahan, teman-teman yang berubah, keluarga yang bertambah, barang yang dulu seperti tidak mungkin dipunya sekarang bisa dibeli, impian yang terwujub, buku bacaan yang kelihatan tidak menarik di usia awal 20an tetapi akhirnya bisa dinikmati. Hobi yang berubah-ubah. Banyak sekali. Pelan-pelan, Susah di awal mungkin, tapi satu yang pasti yang saya pelajari. Kalau niat dan kerja keras, impian bisa terwujub.
Niat apa? Niat meninggalkan zona nyaman untuk membuka pintu-pintu baru. Kerja keras bahwa sesuatu tidaklah instant. Kalau saya, orangnya selalu tertantang ketika tau orang-orang meremehkan saya untuk bisa mendapatkan sesuatu. Dan sepertinya cara ini menjadi pecutan yang bagus untuk saya. :)


Terasa menyenangkan akhirnya saya bisa menuliskan ini. Usia 30 adalah awal yang baru, dan semoga impian-impian menjadi kenyataan. Amin

Bises,
Bulan

2 comments:

Cika Sugeng said...

aaahhh... akupun sebentar lagi masuk ke usia 30 nih Bulaann... hikssss....

bulan said...

hahahaha... emang saat menuju 30 adalah penuh denial. Sampai sekarang juga ak masih denial2 gitu.. hahaha