Sudah cukup lama saya memikirkan untuk memposting tentang ini.
Mungkin saya beruntung, di pilpres kali ini tidak berada di Indonesia, jadi kadar 'eneg' saya melihat bombradir pilpres hanya ketika saya membuka Facebook saja, sekali-kali Path. Atau ketika saya melihat berita di website2 Indonesia saja. Tidak lebih dari itu. Tak terbayangkan teman-teman di Indonesia yang pastinya melihat, mendengar dan merasakan kampanye dimana-mana. Bahkan gelora Piala Dunia, yang biasanya bisa mengalihkan berita perang, tidak mempan.
Bagaimana sistem pilpres teman2 di luar negri? Sederhana, kami hanya diminta untuk mengirimkan kembali surat suara yang sudah dikirm oleh KBRI atau KJRI (yang kadang datanya ambaradul sehingga beberapa teman tidak dapat surat suara). Di surat suara tersebut, juga terlampir visi dan misi kedua calon dan surat tanda terima yang harus ditandatangani (saya membayangkan ini sebagai ganti bekas tinta di jari tangan ;p ). Sudah begitu saja. Kami sendiri sudah mengirimkan surat suara tersebut. Yups, Saya sudah yakin atas pilihan saya bahkan sebelum deadline pengiriman surat suara, yaitu 15 Juli.
Saya termasuk orang yang pingin cepat-cepat 9 Juli segera berlalu. Kenapa? karena saya lihat semua postingan tentang salah satu calon cenderung menjadi fanatik belaka, pada akhirnya semua orang mencoba memasukan data untuk encounter semua masalah yang ada. Jadi semua issue dibuat ada jawabannya, mau masuk akal atau tidak, yang penting terjawab, yang penting capres saya yang benar. Ah..
Tapi yang saya salut dan berbeda dari pemilu2 sebelumnya adalah, semua orang berani mengungkapkan siapa pilihannya. Dan saya juga mau ikut berani. Buat saya, gambar dibawah ini adalah yang paling menjelaskan pandangan saya tentang kedua calon tersebut, dilihat dari pemaparan keduanya dan juga visi misinya.
Saya merasa, Jokowi didukung oleh orang2 yang merasa ingin ikut serta (dengan semangat gotong royong kita) untuk bersama membangun bangsa.
Semangat yang diajak Jokowi adalah 'Hayo kita bersama tuntaskan masalah bangsa'. Dia percaya kita dan pemerintahan dia bersama-sama, berjuang bersama untuk merubah Indonesia.
True, Jokowi orang yang lebih tidak tegas dibanding Prabowo. Saya rasa Jokowi juga tahu hal itu, makanya wakil dia adalah selalu orang yang tegas dan lebih grusa grusu dari dia. Saya rasa itu karena dia tahu kekurangan dia, dan dia berusaha melengkapi. Dia bukan orang yang harus dia yang 'bersinar' sendiri, dia dihormati sendiri. Kalau kamu mencari orang seperti itu memang bukan dia.
True, Jokowi akan selalu punya kelemahan yang lain. Tapi paling tidak, dia saya pilih (salah satunya) karena tidak menggunakan kekuatan agama untuk memaksakan pilihan.
Aduh.. saya paling eneg kalau sudah mengatasnamakan agama untuk memaksakan pilihan, menjelek2an orang karena agama. Kok kayak kembali ke jaman dahulu. Jaman perang salib, jaman Nazi, semua jaman kekacauan yang diatasnamakan agama. Please, be grown up!
Karena tinggal di luar negri, saya merasakan apa rasanya menjadi kaum minoritas. Apa gak enaknya, apa rasanya setiap mereka pemilu, kekhawatiran kaum far-right yang tidak suka dgn minoritas dan imigran menang pemilu. Gak enak loh.. Dan saya ga mau Indonesia menjadi kaum yang tidak bisa melindungi minoritasnya.
Meski jauh, Saya sayang Indonesia. Kami sayang Indonesia. Dan seperti kata Anies Baswedan, "Tidak akan ada beban moral karena kita memilih Jokowi. Tidak ada."
credit pic : dari salah satu temen di FB, terakhir saya ambil dari gambar di account Andhita Mangan ;)
1 comment:
Post a Comment