MAJU JANGAN KUYU
( Prosa untuk Bulan anak saya yang berulang tahun ke 18)
Waktu yang berputar tak ingkar, lalu kau sudah berada diujung antrian
Sepertinya aku ingin tangkis dengan menutup mataku, kau sudah berlari
Kupegang tangan kasihku, makin kuat tali rintang, teriakmu menerjang
Kuraba lagi hatiku, ada kata disana, waktu untuk berlari tiba, biarkan kedepan
Anak panah ini,sekarang melesat seperti janji allah
Arahnya beda, tujuannya sama
Terjalnya sama, benturannya sama,
Nyanyinya beda, tawanya beda, karena kekuatan hati tidak bisa sama
Maju , jalan terus kedepan, bisa pelan ,sampailah ke ujung
Putaran waktu tidak akan ingkar
Kupegang lagi tangan kasihku, kuatkan tali ini jangan terputus
Lemparkan tali kedepan,untuk menjalin jembatan
Lewati antrian, karena engkau memang harus berlari.
Jakarta, 24 Juli 2003
( After so long time I have not written, even single word for my lover )
it's a poem from my dad
yang jelas bulan terharu banget,oi..
oh ya bulan abis umroh nich...
yah,kayak ketemu ketenangan batin disana.
memang masalah tuh gak bisa langsung 'simsalabim' hilang ya?
kita mesti nunggu lama banget agar doa kita terkabul.
Tapi. pengorbanan kedua orangtuaku,...
menurutku udah besar banget..
May GOD blees them all
oh iya ini puisi balesanku
PUISI KETIKA KU BERUMUR 18
Ketika aku sampai diujung, aku menangis…
Semua yang biasa menjadi milikku,…
Tiba-tiba menghilang,
Semua dongeng-dongengku terbaikku,..
Sudah menjauh dari pendengaranku..
Aku bukan seorang gadis remaja lagi, tapi…
Aku bukan juga wanita dewasa.
Aku mencari semua jati diriku,
Tangis,perih dan luka..
Yang aku tau akan datang kembali
Kembali akan kusongsong.
Tidak……
Aku tidak mengatakan aku akan siap dengan itu..
Aku masih mencoba untuk siap..
Karena tali penjagaku sudah dilepas,..
Aku melangkah sendiri diatas jembatan itu.
Sendiri….tapi tak sendiri….
Bulan
No comments:
Post a Comment